Harapan Pembuat Cepun Dan Ceting Bambu Pringsewu Untuk Dilestarikan
instruksi.co.id, Pringsewu – Kabupaten Pringsewu adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung yang tidak mempunyai Pantai atau laut sebagai destinasi wisata ataupun penghasil ikan laut. Namun demikian untuk perekonomian warga masyarakat kabupaten Pringsewu memiliki berbagai usaha seperti lahan pertanian, perkebunan , persawahan , tempat tempat wisata yang dikemas oleh warga, wisata bendungan sekampung, usaha kecil menengah, perikanan air tawar, usaha perdagangan, pendidikan dan perdaganagn atau bisnis.
Kabupaten yang berjulukan seribu bambu ini untuk bidang Usaha Kecil Menegah (UKM) warganya juga mempunyai berbagai macam usaha, salah satunya pengrajin bambu. Seperti yang di tekuni oleh keluarga Sukirman bersama istrinya Dariyah, warga Pekon (Desa) Bumi Ayu, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu yang telah menekuni pengrajin cepon dan ceting yang bahan bakunya dari bambu yang sudah cukup lumayan lama. Seperti yang di ceritakan oleh Dariyah saat awak media ini berkunjung di kediamnanya, Rabu 21 Agustus 2024.
“Saya dalam menekuni membuat anyaman cepun dan ceting bahanya dari jenis bambu tali ini sudah cukup lumayan lama, seingat saya dulu saya baru mempunyai anak satu, itu sekitar tahun 1982 sampai sekarang dan alhamdulillah dengan usaha kerajinan tangan membuat cepun dan ceting ini dapat menambah untuk penghasilan keluarga,”
“Cepun dan ceting yang kami buat ini menggunakan jenis bambu tali yang di buat bilah terlebih dahulu lalu di ambil kulitnya atau sembilunya dengan tujuan cepun atau ceting yang jadi nanti kuat dan kokoh bisa lebih awet di pakai. Untuk bambunya sendiri kami membeli ke warga yang punya pohon bambu, biasanya membelinya itu dapuran misal satu dapur itu berapa ratus lalu kita bayar dan nanti kita menebang atau bisa memilih seperlunya yang akan di gunakan,”
“Membuat anyaman cepun dan ceting ini harus hati hati, teliti dan telaten dan untuk harganya sendiri tergantung besar atau kecilnya, kalau yang besar sekitar 40.000 rupiah dan biasanya ada pengepul yang datang membelinya dan kadang kita jual di pasar Pringsewu juga. Biasanya juga barang ini laku atau ramai yang pesan itu saat musim panen padi, ya alhamdulillah dengan usaha kerajinan tangan dari bahan bambu ini dapat membantu perekonomian keluarga juga membantu biaya sekolah anak,”
“Saya juga sangat berharap agar kerajinan tangan ini di lestarikan, dulu saja kami mambuat anyaman ini terkadang sampai malam dan hanya menggunakan lampu sentir atau lampu sumbu minyak tanah sebap belum ada listrik, sekarangkan sudah enak sudah sangat terang walau membuatnya malam,”tutupnya.
Kiranya keahlian ataupun kerajinan tangan yang berbahan bambu ini dapat terus di turun temurunkan pada anak-anak agar nanti ada penerusnya, dan pemerintah kabupaten Pringsewu dengan dinas terkaitnya dapat memperhatikan, memfasilitasi baik berupa bantuan , bimbingan, penjualan dan promosi melihat bambu merupakan salah satu ikon Kabupaten Pringsewu yang bersemboyan “Jejama Secancanan” (Hikmah/Red)