Miris, Keluarga Miskin Ini Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah Meski Sering Didata

December 25, 2024

instruksi.co.id, Pesawaran – Berbagai jenis bantuan dari Pemerintah daerah maupun pusat disalurkan kepada masyarakat, namun banyak yang belum tepat sasaran. Ditengarai penyebabnya, data penerima bantuan tidak pernah diperbaharui atau diduga masih berkutat pada orang-orang dekat.

Seperti yang dialami oleh Sugiono (39) yang hingga saat ini hanya bisa pasrah menjalani hidupnya disebuah rumah Geribik berukuran 5X8 meter.

Rumah berlantai semen yang sudah banyak bolong dengan penghuni tiga jiwa ini terletak di  Dusun Gunung Rejo, Rt04/Rw05, Desa Wiyono, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.

Sekadar diketahui, bantuan sosial dari pemerintah pusat maupun daerah lebih banyak menyentuh warga yang mampu. Dari pantauan di lokasi, rumah geribik yang hanya berlantaikan semen itu menjadi saksi kehidupan keluarga Sugiono selama 30 tahun lebih.

Menurut Sugiono sudah puluhan tahun ia dan keluarga kecilnya menempati rumah geribik yang berukuran 5X8 meter itu, dan belum pernah ada berbagai bantuan dari pemerintah, baik dari Desa Wiyono, Pemkab Pesawaran maupun Provinsi menyentuh keluarga ini.

”Sudah puluhan tahun, saya  tinggal di rumah ini, sampai sekarang belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah Pusat atau Pemkab Pesawaran maupun Provinsi Lampung. Boro-boro dari desa setempat,”ucap Sugiono dengan mimik kesal, kepada media ini, Selasa 24 Desember 2024.

Diceritakan Sugiono,sudah sering kali rumah saya, di data dan diambil fotonya oleh dinas dan dari pihak pegawai Desa, katanya untuk pengajuan bantuan Bedah Rumah, tapi semua itu hanya iming-iming saja, nyatanya bantuan dari pemerintah tak pernah dapat bantuan Bedah Rumah. Apa lagi bantun sembako BPNT maupun BLT dari Dana Desa (DD),” kesahnya.

“Sampai detik ini, beritanya belum ada. Pernah waktu itu saya sampaikan kepada Pak RT, kenapa keluarga saya tidak mendapat bantuan baik berupa BPNT maupun bantuan dari dana desa (DD) atau bantuan bedah rumah. Sedangkan warga yang ekonominya jauh diatas saya mendapatkan bantuan tersebut. Dengan tidak masuk akal dan begitu entengnya pak RT mengatakan kamu (Sugiono,red) harus nikah dulu. Memangnya mendapatkan bantuan harus menikah dua kali,” beber Sugiono.

Diketahui, Sugiono adalah penduduk asli Desa Wiyono, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran. Puluhan tahun ia hidup di rumah yang jauh dari kondisi layak, hanya semangat dan harapan yang bisa membuatnya bertahan.

“Padahal di Desa Wiyono sini banyak keluarga yang sudah mampu tapi dia dapat bantuan Bedah Rumah dari pemerintah. Sedangkan saya yang ekonominya dibawah mereka, yang bekerja sebagai buruh ndak dapat,” terang Sugiono.

Selain itu Sugiono juga merasa dipermainkan oleh pihak pemerintah desa setempat, karena sebelumnya rumahnya pernah di data oleh pegawai desa maupun dari dinas kabupaten setempat.

“Dan saya diminta melengkapi data kependudukan yang dinilai masih kurang lengkap guna pengajuan program sosial lainnya, namun setelah data-data kependudukan dirinya lengkap dan sudah di ajukan ke pihak Pemerintah Desa, bantuan tak kunjung ada,” papar bapak 1 anak ini.

“Semenjak Tinggal Disini , rumah kami pernah di data , dan kami diminta melengkapi data kependudukan, dan kami pun langsung mengurus ke Kantor Desa Wiyono dan sudah lengkap semua, namun kenyataannya bantuan dak ada juga turun,”tandasnya.

Sugiono menambahkan, bahwa bukankah adanya program bedah rumah di Kabupaten Pesawaran merupakan program inovasi dari  Pesawaran  untuk menekan angka tidak layak huni (RTLH).

“Bukankah program Bedah Rumah tujuannya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan ekstrem, ya seperti saya ini warga yang tergolong miskin,”pungkasnya.(Ansori)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *