Ketua JMSI Pringsewu “Gerakan Bambunisasi Kesadaran Kolektif untuk Masa Depan Pringsewu”
instruksi.co.id, Pringsewu – Gerakan penanaman bambu yang diprakarsai oleh Penjabat Bupati Pringsewu, Marindo Kurniawan, melalui surat edaran bernomor 031/630/U.06/2024, semakin mendapat perhatian. Inisiatif ini tidak hanya sekadar ajakan, melainkan sebuah seruan untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya bambu bagi lingkungan dan ekonomi lokal.
Syaifullah, Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Pringsewu, mengungkapkan bahwa bambu merupakan ikon dan ciri khas daerah tersebut. Di Kecamatan Gadingrejo, tanaman ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, khususnya dalam aspek ekonomi.
Dalam penjelasannya, Syaifullah menyebutkan bahwa pengolahan bambu menjadi berbagai produk perabotan rumah tangga berpusat di tiga pekon, yaitu Kediri, Mataram, dan Tulung Agung. “Di Pekon Tulung Agung, sekitar 90 persen warga menggantungkan hidup dari usaha pengayaman bambu,” terangnya.
Meskipun demikian, pasokan bambu yang diperlukan oleh para pengrajin di Gadingrejo saat ini masih bergantung pada pasokan dari luar daerah. “Mereka harus membeli bambu dari Pujorahayu dan Roworejo di Kabupaten Pesawaran,” imbuh Syaifullah, yang juga meraih juara kedua dalam lomba artikel bertajuk “Membangun Pringsewu dari Bambu.”
Situasi ini, menurutnya, mengindikasikan perlunya penanaman bambu di daerah Pringsewu. Jika tidak segera dilakukan, ada risiko pasokan bambu akan semakin menipis, yang tentunya akan berdampak buruk pada perekonomian lokal.
Syaifullah juga melihat peluang bagi masyarakat Pringsewu untuk membuka lahan atau perkebunan bambu. Tanaman ini, selain tidak memerlukan perawatan yang rumit, juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “Bambu bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan,” katanya.
Lebih jauh, Syaifullah menekankan bahwa kesadaran kolektif untuk kembali menanam bambu sangat penting. Bambu memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah kemampuannya untuk menyimpan air, yang sangat berharga di musim kemarau.
Keberadaan bambu juga berperan dalam penghijauan dan perlindungan lingkungan. Dengan akar serabutnya, bambu mampu mencegah erosi tanah dan menjaga kesuburan lahan. “Mari kita awali gerakan ini dari diri kita sendiri dengan menanam bambu di lahan-lahan yang tersedia,” ajak Syaifullah.
Kampanye Bambunisasi ini bukan hanya soal penanaman, tetapi juga pendidikan. Masyarakat perlu diedukasi tentang manfaat bambu dan teknik penanaman yang tepat. “Dengan pengetahuan yang baik, kita bisa memaksimalkan potensi bambu sebagai sumber daya alam yang berkelanjutan,” tambahnya.
Bentuk dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, akan sangat berpengaruh dalam kelangsungan gerakan ini. Kerjasama antar stakeholder diharapkan bisa meningkatkan hasil dari penanaman bambu.
Melalui gerakan ini, diharapkan masyarakat Pringsewu akan lebih menghargai keberadaan bambu dan memahami pentingnya menjaga keberlanjutannya untuk generasi mendatang. Mari bersama-sama menyukseskan Bambunisasi untuk masa depan yang lebih baik.(instruksi/*)