instruksi.co.id, Pringsewu - Ibu Tuti Salah seorang warga yang menekuni kerajinan tangan yang dengan bahan bakunya dari bambu, warga pekon Kediri Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu ini telah menekuni pekerjaannya ini sejak dari tahun 1995 lalu. Tentu ini juga sebagai penopang perekonomian keluarga mereka. Rabu 14 Agustus 2024. Kerajinan tangan yang dibuat oleh Ibu Tuti ini adalah Tampah, Tampah merupakan salah satu alat tradisional untuk membersihkan atau untuk menampi. Tampah ini pada jaman dahulu sangatlah digunakan seperti untuk membersihkan atau menampi beras, biji kopi, biji kacang atau untuk wadah menjemur bahan bahan makanan khusus lainya. Membuat sebuah tampah ini sendiri memerlukan keahlian yang khusus, sabar dan telaten karena tentunya bahan baku yang digunakan adalah bambu dimana bambu ini kulit atau sembilunya tajam. Biasanya untuk membuatnya menggunakan  seruas bambu dengan jenis khusus, mereka membelah nya sedemikian rupa hingga menjadi bilah bilah untuk di anyam menjadi sebuah tampah. Saat berbincang di kediamanya Ibu Tuti menceritakan bahwa beliau mulai menekuni kerajinan tangan membuat tampah ininsudah cukup lama. “Saya mulai belajar membuat kerajinan tangan tampah ini memang sudah cukup lama, seingat saya sekitar saat itu masih remaja atau gadis,  dan sejak itu juga saya sudah mampu membuat tampah dan mulai menekuni atau saya jadikan usaha untuk menambah penghasilan perekonomian samapai saat ini, berarti kurang lebih sudah sekitar 30 tahun usaha membuat tampah ini. Ya alhamdulillah dengan keahlian pengrajin tangan yang saya miliki dapat membantu untuk ekonomi keluarga,"ujar Tuti. Menurutnya Ia bisa membuat tampah ini dalam satu hari itu 2 sampai 3 buah tampah. "Biasanya untuk membuat tampah ini dalam satu hari itu saya bisa membuat 2 sampai 3 buah tampah, biasanya juga yang rame pesanan itu saat musim panen padi kadang kita kualahan juga dari bahan bambu nya, karena agak sulit mendapatkan bambunya, terkadang kitaharus memesan dulu bambu tersebut,"ujarnya. "Nah kalau untuk penjualan atau pemasaranya kita suadah ada yang menampung atau pengepulnya, biasanya mereka datang itu seminggu 2 kali untuk mengmbil hasil dari kerajinan tangan tampah ini. Namun demikian saya sangat berharap juga pada pemerintahan pekon Kediri  ataupun pemerintah kabupaten Pringsewu dapat memperhatikan kami, para pengerajin bambu ini. Selain saya membuat tampa ini juga masih banyak di pekon pekon lain kabupaten Pringsewu ini para pengerajin-pengerajin tangan berbahan bambu di Pringsewu ini yang butuh sentuhan atau perhatian pemerintah terkait. Melihat dari keuletan, keahlian dan kegigihan Ibu Tuti salah satu pengrajin tangan berbahan bambu di pekon Kediri ini tentunya kita sebagai warga Pringsewu dengan icon bambu seribu patut berbangga karena mereka juga terus melestarikan membuat alat tradisional Tampah berbahan baku bambu. Juga kiranya pemerintah kabupaten dengan dinas terkaitnya dapat kembali melestarikan atau menggalakan penanaman pohon bambu selain sebagai icon Kabupaten Pringsewu juga pastinya ada banyak manfaatnya untuk warga masyarakat. (Hikmah)

Pengrajin Bambu Ini Pertahankan Ikon Bambu Seribu Pringsewu

August 22, 2024

instruksi.co.id, Pringsewu – Ibu Tuti Salah seorang warga yang menekuni kerajinan tangan yang dengan bahan bakunya dari bambu, warga pekon Kediri Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu ini telah menekuni pekerjaannya ini sejak dari tahun 1995 lalu. Tentu ini juga sebagai penopang perekonomian keluarga mereka. Rabu 14 Agustus 2024.

Kerajinan tangan yang dibuat oleh Ibu Tuti ini adalah Tampah, Tampah merupakan salah satu alat tradisional untuk membersihkan atau untuk menampi. Tampah ini pada jaman dahulu sangatlah digunakan seperti untuk membersihkan atau menampi beras, biji kopi, biji kacang atau untuk wadah menjemur bahan bahan makanan khusus lainya.

Membuat sebuah tampah ini sendiri memerlukan keahlian yang khusus, sabar dan telaten karena tentunya bahan baku yang digunakan adalah bambu dimana bambu ini kulit atau sembilunya tajam. Biasanya untuk membuatnya menggunakan  seruas bambu dengan jenis khusus, mereka membelah nya sedemikian rupa hingga menjadi bilah bilah untuk di anyam menjadi sebuah tampah.

Saat berbincang di kediamanya Ibu Tuti menceritakan bahwa beliau mulai menekuni kerajinan tangan membuat tampah ininsudah cukup lama.

“Saya mulai belajar membuat kerajinan tangan tampah ini memang sudah cukup lama, seingat saya sekitar saat itu masih remaja atau gadis,  dan sejak itu juga saya sudah mampu membuat tampah dan mulai menekuni atau saya jadikan usaha untuk menambah penghasilan perekonomian samapai saat ini, berarti kurang lebih sudah sekitar 30 tahun usaha membuat tampah ini. Ya alhamdulillah dengan keahlian pengrajin tangan yang saya miliki dapat membantu untuk ekonomi keluarga,”ujar Tuti.

Menurutnya Ia bisa membuat tampah ini dalam satu hari itu 2 sampai 3 buah tampah.

“Biasanya untuk membuat tampah ini dalam satu hari itu saya bisa membuat 2 sampai 3 buah tampah, biasanya juga yang rame pesanan itu saat musim panen padi kadang kita kualahan juga dari bahan bambu nya, karena agak sulit mendapatkan bambunya, terkadang kitaharus memesan dulu bambu tersebut,”ujarnya.

instruksi.co.id, Pringsewu - Ibu Tuti Salah seorang warga yang menekuni kerajinan tangan yang dengan bahan bakunya dari bambu, warga pekon Kediri Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu ini telah menekuni pekerjaannya ini sejak dari tahun 1995 lalu. Tentu ini juga sebagai penopang perekonomian keluarga mereka. Rabu 14 Agustus 2024.Kerajinan tangan yang dibuat oleh Ibu Tuti ini adalah Tampah, Tampah merupakan salah satu alat tradisional untuk membersihkan atau untuk menampi. Tampah ini pada jaman dahulu sangatlah digunakan seperti untuk membersihkan atau menampi beras, biji kopi, biji kacang atau untuk wadah menjemur bahan bahan makanan khusus lainya.

Membuat sebuah tampah ini sendiri memerlukan keahlian yang khusus, sabar dan telaten karena tentunya bahan baku yang digunakan adalah bambu dimana bambu ini kulit atau sembilunya tajam. Biasanya untuk membuatnya menggunakan  seruas bambu dengan jenis khusus, mereka membelah nya sedemikian rupa hingga menjadi bilah bilah untuk di anyam menjadi sebuah tampah.

Saat berbincang di kediamanya Ibu Tuti menceritakan bahwa beliau mulai menekuni kerajinan tangan membuat tampah ininsudah cukup lama.

“Saya mulai belajar membuat kerajinan tangan tampah ini memang sudah cukup lama, seingat saya sekitar saat itu masih remaja atau gadis,  dan sejak itu juga saya sudah mampu membuat tampah dan mulai menekuni atau saya jadikan usaha untuk menambah penghasilan perekonomian samapai saat ini, berarti kurang lebih sudah sekitar 30 tahun usaha membuat tampah ini. Ya alhamdulillah dengan keahlian pengrajin tangan yang saya miliki dapat membantu untuk ekonomi keluarga,"ujar Tuti.

Menurutnya Ia bisa membuat tampah ini dalam satu hari itu 2 sampai 3 buah tampah.

"Biasanya untuk membuat tampah ini dalam satu hari itu saya bisa membuat 2 sampai 3 buah tampah, biasanya juga yang rame pesanan itu saat musim panen padi kadang kita kualahan juga dari bahan bambu nya, karena agak sulit mendapatkan bambunya, terkadang kitaharus memesan dulu bambu tersebut,"ujarnya.

"Nah kalau untuk penjualan atau pemasaranya kita suadah ada yang menampung atau pengepulnya, biasanya mereka datang itu seminggu 2 kali untuk mengmbil hasil dari kerajinan tangan tampah ini. Namun demikian saya sangat berharap juga pada pemerintahan pekon Kediri  ataupun pemerintah kabupaten Pringsewu dapat memperhatikan kami, para pengerajin bambu ini. Selain saya membuat tampa ini juga masih banyak di pekon pekon lain kabupaten Pringsewu ini para pengerajin-pengerajin tangan berbahan bambu di Pringsewu ini yang butuh sentuhan atau perhatian pemerintah terkait.

Melihat dari keuletan, keahlian dan kegigihan Ibu Tuti salah satu pengrajin tangan berbahan bambu di pekon Kediri ini tentunya kita sebagai warga Pringsewu dengan icon bambu seribu patut berbangga karena mereka juga terus melestarikan membuat alat tradisional Tampah berbahan baku bambu. Juga kiranya pemerintah kabupaten dengan dinas terkaitnya dapat kembali melestarikan atau menggalakan penanaman pohon bambu selain sebagai icon Kabupaten Pringsewu juga pastinya ada banyak manfaatnya untuk warga masyarakat. (Hikmah)

instruksi.co.id, Pringsewu - Ibu Tuti Salah seorang warga yang menekuni kerajinan tangan yang dengan bahan bakunya dari bambu, warga pekon Kediri Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu ini telah menekuni pekerjaannya ini sejak dari tahun 1995 lalu. Tentu ini juga sebagai penopang perekonomian keluarga mereka. Rabu 14 Agustus 2024.

Kerajinan tangan yang dibuat oleh Ibu Tuti ini adalah Tampah, Tampah merupakan salah satu alat tradisional untuk membersihkan atau untuk menampi. Tampah ini pada jaman dahulu sangatlah digunakan seperti untuk membersihkan atau menampi beras, biji kopi, biji kacang atau untuk wadah menjemur bahan bahan makanan khusus lainya.

Membuat sebuah tampah ini sendiri memerlukan keahlian yang khusus, sabar dan telaten karena tentunya bahan baku yang digunakan adalah bambu dimana bambu ini kulit atau sembilunya tajam. Biasanya untuk membuatnya menggunakan  seruas bambu dengan jenis khusus, mereka membelah nya sedemikian rupa hingga menjadi bilah bilah untuk di anyam menjadi sebuah tampah.

Saat berbincang di kediamanya Ibu Tuti menceritakan bahwa beliau mulai menekuni kerajinan tangan membuat tampah ininsudah cukup lama.

“Saya mulai belajar membuat kerajinan tangan tampah ini memang sudah cukup lama, seingat saya sekitar saat itu masih remaja atau gadis,  dan sejak itu juga saya sudah mampu membuat tampah dan mulai menekuni atau saya jadikan usaha untuk menambah penghasilan perekonomian samapai saat ini, berarti kurang lebih sudah sekitar 30 tahun usaha membuat tampah ini. Ya alhamdulillah dengan keahlian pengrajin tangan yang saya miliki dapat membantu untuk ekonomi keluarga,"ujar Tuti.

Menurutnya Ia bisa membuat tampah ini dalam satu hari itu 2 sampai 3 buah tampah.

"Biasanya untuk membuat tampah ini dalam satu hari itu saya bisa membuat 2 sampai 3 buah tampah, biasanya juga yang rame pesanan itu saat musim panen padi kadang kita kualahan juga dari bahan bambu nya, karena agak sulit mendapatkan bambunya, terkadang kitaharus memesan dulu bambu tersebut,"ujarnya.

"Nah kalau untuk penjualan atau pemasaranya kita suadah ada yang menampung atau pengepulnya, biasanya mereka datang itu seminggu 2 kali untuk mengmbil hasil dari kerajinan tangan tampah ini. Namun demikian saya sangat berharap juga pada pemerintahan pekon Kediri  ataupun pemerintah kabupaten Pringsewu dapat memperhatikan kami, para pengerajin bambu ini. Selain saya membuat tampa ini juga masih banyak di pekon pekon lain kabupaten Pringsewu ini para pengerajin-pengerajin tangan berbahan bambu di Pringsewu ini yang butuh sentuhan atau perhatian pemerintah terkait.

Melihat dari keuletan, keahlian dan kegigihan Ibu Tuti salah satu pengrajin tangan berbahan bambu di pekon Kediri ini tentunya kita sebagai warga Pringsewu dengan icon bambu seribu patut berbangga karena mereka juga terus melestarikan membuat alat tradisional Tampah berbahan baku bambu. Juga kiranya pemerintah kabupaten dengan dinas terkaitnya dapat kembali melestarikan atau menggalakan penanaman pohon bambu selain sebagai icon Kabupaten Pringsewu juga pastinya ada banyak manfaatnya untuk warga masyarakat. (Hikmah)
Hasil pengrajin bambu yang sudah siap di bawa oleh pengepul

“Nah kalau untuk penjualan atau pemasaranya kita suadah ada yang menampung atau pengepulnya, biasanya mereka datang itu seminggu 2 kali untuk mengmbil hasil dari kerajinan tangan tampah ini. Namun demikian saya sangat berharap juga pada pemerintahan pekon Kediri  ataupun pemerintah kabupaten Pringsewu dapat memperhatikan kami, para pengerajin bambu ini. Selain saya membuat tampa ini juga masih banyak di pekon pekon lain kabupaten Pringsewu ini para pengerajin-pengerajin tangan berbahan bambu di Pringsewu ini yang butuh sentuhan atau perhatian pemerintah terkait.

Melihat dari keuletan, keahlian dan kegigihan Ibu Tuti salah satu pengrajin tangan berbahan bambu di pekon Kediri ini tentunya kita sebagai warga Pringsewu dengan icon bambu seribu patut berbangga karena mereka juga terus melestarikan membuat alat tradisional Tampah berbahan baku bambu. Juga kiranya pemerintah kabupaten dengan dinas terkaitnya dapat kembali melestarikan atau menggalakan penanaman pohon bambu selain sebagai icon Kabupaten Pringsewu juga pastinya ada banyak manfaatnya untuk warga masyarakat. (Hikmah)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *